Jumat, 20 November 2015

90 MINUTES IN HEAVEN




Judul Film  : 90 Minutes in Heaven
Sutradara   : Michael Polish
Pemeran   : Hayden Christensen, Kate Bosworth, Dwight Yoakam, Michael W. Smith
Tanggal Rilis : 11 September 2015
Durasi  : 121 menit

Benarkah ada kehidupan setelah kematian? Jika memang ada, bentuknya seperti apa?

Film ini mencoba menggambarkan dengan detil bentuk kehidupan setelah kematian. Film ini bukan cerita fiksi, karena merupakan adaptasi dari biografi berjudul sama yang ditulis oleh Don Piper. Buku karyanya tersebut merupakan salah salah buku non-fiksi paling laris di Amerika Serikat, dan telah terjual hingga lebih dari 7 juta kopi. Buu itu bahkan sudah diterjemahkan ke dalam 46 bahasa di seluruh dunia.

Dikisahkan Don Piper (diperani Hayden Christensen), adalah seorang pria muda yang mengalami sebuah kecelakaan lalu lintas yang cukup dasyat. Akibat kecelakaan itu, dia mengalami kondisi kritis dan koma. Selama 90 menit, dokter berusaha menyelamatkan nyawanya. Sementara dokter sedang berjuang, ternyata armah Don melayang ke suatu tempat misterius namun indah, yang diduganya Surga. Di sana, dia bertemu dengan beberapa kerabat keluarganya yang telah meninggal, dan mendapatkan informasi mengenai keadaan di tempat itu.

Dan sepanjang 90 menit, Don menyusuri Surga dan belajar banyak hal tentang kebenaran yang pernah dibacanya dalam Alkitab dan didengarnya dalam kotbah Pendeta di Gereja.

Ketika para dokter "menghidupkannya" kembali, Don pun segera sadar kalau Tuhan menghendakinya pulang ke bumi dan hidup kembali agar Don bisa melakukan misi bagi kemulian-Nya. Sebuah misi yang tidak saja mengubah hidup Don, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.....

Film ini berusaha mengingatkan kembali pada kita semua akan kebenaran Firman Tuhan . Ketika rencana pembuatan film ini didengungkan, banyak pekerja sinema papan atas yang sangat antusias untuk bergabung dalam proyek itu. Kate Bosworth, salah satunya. Dia merupakan salah seorang penggemar buku 90 Minutes in Heaven, dan merasakan imannya terubahkan pasca membaca buku itu. Dia sangat berharap akan ada lebih banyak orang lagi yang terberkati lewat film tersebut.


TENTANG DON PIPER
Don Piper adalah seorang pekerja gereja penuh waktu di Gereja First Baptist, Houston. Pekerjaan ini telah dilakoninya sejak tahun 1984. Pada bulan Januari 1989, usai menghadiri konferensi pekerja gereja, mobilnya dihantam sebuah truk yang melintas dengan kecepatan tinggi di sebuah perempatan.

Don Piper dan novel karyanya bersama Cecil Murphey: 90 Minutes in Heaven
Polisi dan petugas pemadam kebakaran dengan susah payah menyelamatkan Don yang terhimpit di dalam mobilnya. Saat berhasil keluar dari puing mobilnya, Don dinyatakan telah meninggal. Meski demikian, petugas masih membawa Don ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Di rumah sakit, dokter berhasil menghidupkan Don kembali setelah dia dinyatakan meninggal selama 90 menit. Dalam kondisi "mati"-nya, Don bersaksi kalau dia diberi kesempatan untuk melihat Surga.

Selama masa pemulihan pasca kecelakaan, dibantu Cecil Murphey, Don pun mulai menulis apa yang dilihatnya selama 90 menit saat di Surga. Tulisannya kemudian dibuat dalam bentuk buku berjudul 90 Minutes in Heaven dan diterbitkan pada tanggal 1 September 2004. Buku itu menjadi buku terlaris di Amerika Serikat selama 5 tahun sejak dirilis, dengan total penjualan lebih dari 7 juta kopi. 

Saat ini, selain masih menjalankan tugasnya sebagai pekerja gereja, Don aktif menjadi Pembicara yang menyebarkan kebenaran Tuhan dan menceritakan kesaksiannya Bersama istrinya (Eva), dan tiga orang anaknya (Nicole, Chris, dan Joe), Don tinggal di Houston, dan menjabat sebagai Board of Director untuk Far East Broadcasting Company, sebuah perusahaan siaran radio yang mengkhususkan diri pada pelayanan penginjilan di lebih dari 20 negara.



DO YOU KNOW? 
Film ini merupakan film pertama yang diproduksi oleh Family Christian Entertainment. Perusahaan ini merupakan perusahaan milik Rick Jackson, pemilik Family Christian Stores, perusahaan retail Kristen terbesar di Amerika Serikat.

Film ini disutradarai Michael Polish, suami dari Kate Bosworth.

Hayden Christensen hampir menangis saat menjalani adegan operasi penyelamatan Don Piper. Karena adegannya dibuat sangat sama seperti apa yang tertulis di novel, jadi dalam adegan itu, Don Piper dioperasi tanpa menggunakan obat penghilang sakit dan proses operasi dilakukan dengan sangat brutal. Christensen mengungkapkan, dia bisa merasakan kesakitan yang luar biasa yang diderita Don Piper. Sungguh bersyukur bahwa saat Piper sedang dioperasi, rohnya sedang berada di Surga, dan kembali setelah proses operasi selesai. Mungkin jika Piper masih dalam kondisi bernyawa dan menjalani operasi itu, dapat dipastikan nyawanya tidak akan tertolong karena kesakitan luar biasa akibat operasi tersebut.


Minggu, 18 Oktober 2015

THE COKEVILLE MIRACLE (2015)

Judul Film : The Cokeville Miracle
Sutradara : T.C. Christensen
Pemeran : Nathan Stevens, Jasen Wade, Caitlin E.J. Meyer
Tanggal Rilis : 5 Juni 2015


Tanggal 16 Mei 1996 silam, terjadi kejadian yang cukup menegangkan di Sekolah Dasar Cokeville (Cokeville Elementary School) yang terletak di Cokeville, Wyoming, Amerika Serikat. Pada tanggal tersebut, seorang mantan petugas keamanan kota tersebut bernama David Young dan istrinya (Doris Young) menyandera 136 anak-anak dan 18 orang dewasa di sekolah tersebut. Dalam menjalankan aksinya, David memasang bom di sekolah dan berencana untuk membunuh semua anak dan guru di sekolah tersebut.

Tidak jelas apa tujuan Young melakukan hal itu. Spekulasi yang beredar adalah Young ingin mendirikan Dunia Baru (Brand New World) dan mencanangkan revolusi manusia, dimulai dari sekolah itu.

Meski bom yang dipasang Young meledak di sekolah itu, secara ajaib tidak seorang murid dan guru pun yang tewas dalam ledakan itu. Sesaat setelah bom yang dipasangnya meledak, Young membunuh istrinya, lalu bunuh diri di tempat kejadian.

Insiden ini menarik perhatian sineas T.C. Christensen yang kemudian mereka ulang kejadian itu ke dalam film produksinya : The Cokeville Miracle. Film yang dirilis tanggal 5 Juni 2015 silam tersebut mendapat sambutan yang hangat dari penonton.

Christensen yang biasanya membuat film-film bertemakan ajaran Latter-Day Saint (LDS) seperti 17 Miracles dan Ephraim's Rescue, mendapat pujian karena mengangkat tema cerita yang sangat berbeda dari biasanya. Alurnya dibuat tidak tampak sebagai film rohani, tapi justru sama seperti film-film komersil pada umumnya. Tidak heran kalau film ini kemudian mendapat kesempatan untuk tayang di bioskop besar yang biasa menayangkan film-film komersil.

Dengan menggunakan alur yang sama dengan kejadian sebenarnya, film ini diawali dengan pergumulan iman Ron Hartley (Jasen Wade) - seorang polisi di Cokeville - yang mulai meragukan keberadaan Tuhan setelah melihat banyak kejahatan sadis di sekitar kota. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Hartley dan keluarganya. Dia kemudian meminta tanda, apakah Tuhan masih benar-benar ada dan dia minta penguatan pada imannya.

Jawaban Tuhan benar-benar di luar dugaan. Tidak lama berselang, David Young (Nathan Stevens) dan istrinya, Doris Young (Kymberly Mellen), menyandera murid-murid dan guru di Sekolah Dasar Cokeville. Mereka meminta tebusan US$ 200 juta kepada Pemerintah Kota Cokeville. Jika permintaan mereka tidak ditanggapi, maka sekolah akan diledakkan. Untuk membuktikan ucapannya bukan isapan jempol, Young kemudian memasang bom di seluruh bagian sekolah. Di tengah ketakutan mereka, para guru meminta murid-muridnya untuk berdoa bersama di dalam kelas, meminta pertolongan dari Tuhan.

Keajaiban terjadi. Ketika David keluar dari kelas, secara tidak sengaja Doris menekan tombol pemicu bom, yang menyebabkan bom meledak. Ajaibnya, tidak satu pun murid dan guru yang tewas dalam ledakan tersebut. Mereka hanya terluka, dan langsung mendapat pertolongan polisi. Tidak mau masuk penjara, David kemudian membunuh istrinya, kemudian bunuh diri. Lewat kejadian ini, iman Hartley dikuatkan. Dia pun menyadari begitu besar kuasa Tuhan yang turut campur tangan dalam kejadian itu, sehingga meski terkena bom, namun semua sandera selamat.

Film ini memiliki banyak elemen yang baik dan di atas rata-rata film Rohani pada umumnya. Alurnya sangat cepat. Penuh aksi yang tegang, sehingga durasi film yang 93 menit terasa berlalu dengan sangat cepat. Selain itu, film ini cukup ringan (tidak membahas konsep teologi rumit seperti film God's Not Dead) sehingga sangat asyik untuk ditonton. Secara umum, film ini sangat berhasil menjalankan misinya sebagai sebuah tontonan ringan yang memberikan penguatan, terutama bagi orang-orang yang imannya sudah mundur.



DO YOU KNOW? 
Sutradara T.C. Christensen meminta Nathan Stevens - pemeran David Young - untuk tidak berinteraksi dengan anak-anak pemeran siswa sekolah Cokeville selama proses pembuatan film. Cara ini cukup ampuh. Saat shooting berlangsung, anak-anak menjadi takut pada Nathan. Reaksi yang mereka tampilkan di film adalah reaksi ketakutan yang sebenarnya, bukan akting.

Shooting film ini dilakukan di Sekolah Dasar Whitesides yang terletak di Layton, Utah, Amerika Serikat. Ada tiga alasan mengapa sekolah tersebut dipilih : Pertama, Sekolah Dasar Whitesides memiliki kemiripan struktur dan fisik sekolah dengan Cokeville. Kedua, di sekitar Whitesides terdapat banyak hotel, restoran, dan infrastruktur yang sangat membantu proses pembuatan film. Dan yang ketiga : Christensen adalah lulusan dari Sekolah Dasar Whitesides.

Selain film The Cokeville Miracle, insiden pengeboman Sekolah Dasar Cokeville ini pun juga dibuat dalam versi film-televisi berjudul To Save the Children (2006) dan ditulis dalam buku berjudul The Cokeville Miracle : When Angels Intervene yang ditulis oleh Hartt Wixon dan istrinya, Judene (buku tersebut diterbitkan oleh Cedar Fort Inc.).




Jumat, 21 Agustus 2015

UNCOMMON (2015)

Judul Film : Uncommon
Sutradara : Bill Rahn
Pemeran  : Erik Estrada, Ben Davies, Irma P. Hall, Courtney Buck, Jason Crabb
Tanggal rilis : 1 September 2015
Durasi : 106 menit

Film ini terbilang unik dan berbeda dengan film Rohani pada umumnya karena mengambil pendekatan pada tari-tarian dan dunia teater. Berfokus pada kehidupan siswa di Rosewood High School, film ini mengisahkan tentang sekelompok siswa yang tergabung dalam Kelompok Seni Teater, Musik, dan Menari yang sedang mempersiapkan pentas seni. Di tengah persiapan itu, mereka dikejutkan dengan keputusan sekolah yang memotong dana pentas mereka.

Dengan dana yang sangat terbatas, dan nyaris tanpa dukungan sekolah, mereka terpaksa harus membuat konsep pentas yang akan mereka tampilkan. Muncullah ide yang "tidak umum" : Konsep pentas menggunakan sumber cerita dari Alkitab. Jelas ini kedengaran konyol. Bahkan banyak anggota kelompok yang mencibir ide itu. Namun secara unik dan misterius, satu-persatu dari mereka mengalami sentuhan Tuhan secara pribadi. Pada akhirnya, dengan mengikuti arahan Roh Kudus yang menggerakkan hati, para siswa itu pun berhasil menciptakan kreasi tarian dan lagu yang - dasyatnya - dapat saling bersinergi, menjadi sebuah cerita narasi yang indah serta berkesinambungan.

Usaha mereka bukan tanpa halangan. Ketika sekolah tahu rencana para siswa itu, beberapa guru dan anggota Yayasan Sekolah tidak setuju. Berbagai cara mereka lakukan untuk menghentikan kegiatan siswa itu. Mulai dari intimidasi, pembatasan gerak, hingga ancaman keluar dari sekolah. Namun dengan semangat untuk memuliakan Tuhan, para siswa itu terus berjuang untuk menyukseskan pentas seni tersebut. Mereka percaya, inilah cara Tuhan untuk menggerakkan hati semua orang agar kembali percaya dan beriman pada Tuhan.

Pesan dalam film ini sangat mendalam : Ada harga yang harus dibayar dalam setiap upaya kita untuk memuliakan Tuhan. Tapi di balik harga itu, ada nilai dan hasil yang berlimpah menanti. Semangat para remaja yang berjuang untuk memuliakan Tuhan lewat tari-tarian dan nyanyian mereka patut menjadi contoh buat kita semua.

Tonton film ini, dan Anda akan melihat bagaimana anak-anak muda memuji dan memuliakan nama Tuhan, dengan cara yang tidak umum : Cara mereka !!!


Selasa, 16 Juni 2015

TV Series - HAND OF GOD (2015 - onward)

Judul : Hand of God
Kreasi : Ben Watkins
Pemeran : Ron Perlman, Dana Delany, Andre Royo, Alona Tal
Tanggal tayang : Agustus 2015 - seterusnya
Durasi   : 42 - 45 menit perepisode

Cukup surprise bagi saya bisa menonton episode perdana serial televisi yang cukup kontroversial ini, karena belum pernah sebelumnya saya mendapat kesempatan seperti ini. Ya, Amazon Store beberapa hari lalu menayangkan serial ini online-streaming, dan bisa ditangkap oleh siapapun di seluruh dunia. Bisa dimaklumi, mengingat Amazon adalah penyandang dana serial ini, dan tujuan penayangan ini adalah untuk mendapatkan respon dari para penonton mengenai serial "religius" ini.

Serial ini diawali dengan adegan mengejutkan : seorang pria tanpa busana berada di tengah pancuran kota, sambil berbicara dalam Bahasa Lidah. Hal itu menarik perhatian banyak orang, yang segera mengabadikan hal itu dengan ponsel mereka. Polisi dengan sigap menolong pria itu, yang belakangan dikenal sebagai Hakim Pernell Harris (Ron Perlman). Saat itu, Harris sama sekali tidak sadar dengan tindakannya dan tidak tahu bagaimana dia tiba-tiba berada di pancuran kota dalam keadaan bugil.

Cerita pun bergulir dan menampilkan siapa diri Harris. Dia adalah seorang hakim dengan moral yang tidak pantas. Di belakang istrinya, dia berselingkuh dengan wanita lain. Dia pun menggunakan kekuasaannya untuk mengambil alih tanah negara. Namun sikapnya berubah ketika satu ketika keluarga anaknya diteror oleh sekelompok orang tidak dikenal. Istrinya diperkosa dihadapan anaknya, dan anaknya kemudian bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. Beruntung anaknya tidak tewas tapi koma. Harris bersumpah untuk menegakkan keadilan bagi anaknya. Dalam keputus-asaannya, dia mendatangi Gereja Hand of God untuk meminta pertolongan Tuhan. Di gereja itulah imannya diubahkan.

Pasca kehilangan kesadaran di pancuran kota, Harris tiba-tiba bisa berkomunikasi dengan anaknya yang sedang koma. Dan melalui anaknya itu, Harris merasa Tuhan menyampaikan firman-Nya, serta memberikan misi tertentu pada Harris.

Misi pertama yang didapat Harris adalah mengungkap kasus pemerkosaan yang terjadi pada menantunya, yang membuat anak Harris bunuh diri. Harris mendapatkan "pengarahan" kalau pelakunya adalah seorang anggota polisi. Tidak ada bukti keterkaitan polisi itu dengan kasus yang dialami anak Harris, tapi dia sangat yakin kalau polisi itulah pelakunya.

Lewat perkenalannya dengan seorang mantan napi yang sudah bertobat dan menjadi Penginjil, Harris kemudian meminta napi tersebut untuk mengorek keterangan dari polisi tersebut. Sang napi kemudian menculik sang polisi. Lewat penyiksaan - yang nyaris diakhiri dengan pembunuhan - akhirnya sang napi mendapatkan informasi kalau sang polisi itu memang pelakunya. Tidak hanya itu, dia ternyata melakukan tindakan pemerkosaan itu karena mengincar sebuah "buku" dan tindakan itu tidak dilakukannya sendiri tapi dengan beberapa orang yang lain. Siapakah mereka? Saya terpaksa harus memendam pertanyaan itu dan menunggu kelanjutan ceritanya bulan Agustus mendatang.



REVIEW
Dibutuhkan sikap kedewasaan dan kebijaksanaan dalam menonton serial ini. Betapa tidak, serial ini dipenuhi adegan yang terbilang "tidak pantas" : seks frontal, penayangan adegan bugil (pria dan wanita), serta adegan penuh darah yang cukup sadis. Bagi sebagian orang, serial ini jelas bukan tontonan yang "rohani".

Tapi jika Anda melihat dari kaca mata lain, adegan-adegan yang ditampilkan serial tersebut merupakan penggambaran dari apa yang sedang terjadi di dunia saat ini : perzinahan, kekejaman, korupsi, kepahitan, penipuan, dan lain-lain. Semuanya ditampilkan dengan terbuka, apa-adanya. Tidak munafik, tidak ditutup-tutupi, apalagi dibuat "manis" seperti kayaknya sebuah drama rohani yang biasa-biasa saja. Semuanya benar-benar frontal, dan mungkin akan membuat Anda miris saat menontonnya.

Serial ini pun sebenarnya menampilkan fakta masa kini, di mana banyak orang sudah sulit membedakan mana "panggilan Tuhan" dan mana "halusinasi" atau "delusi". Banyak orang keliru menganggap suara yang didengarnya sebagai "Suara Tuhan" lantaran dia menyimpan kepahitan dalam hatinya.

Meski demikian, serial ini patut diacungi jempol sebagai sebuah serial "religius" yang cukup berbobot. Dengan cara yang cukup ekstrim, kreator serial ini mengarahkan penonton untuk bisa belajar mendengar Suara dan Jamahan Tuhan. Tentunya mereka tidak mengharapkan penonton menjadi seekstrim Hakim Harris, namun justru menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan Firman-Nya, menjadi orang yang menegakkan keadilan dan kebenaran, serta menjadi "penjala manusia" bagi-Nya. Anda hanya bisa menyaksikan serial ini jika Anda telah punya kedewasaan diri yang cukup matang, didukung dengan pikiran yang arif-bijaksana dalam menerima apa yang ditayangkan di serial ini.

Sebagai sebuah tontonan, serial ini sangat menghibur. Adegan di film itu benar-benar diperuntukkan untuk penontondewasa, sehingga tidak pantas ditonton anak-anak. Alur ceritanya pun - meski mudah dipahami tapi - sangat tidak umum, dan mengandung beberapa pelajaran Alkitabiah yang dimaknai dengan cara yang berbeda. Karena itu, tontonan ini harus dicermati dengan bijaksana dan direspon dengan sangat hati-hati.

Jumat, 12 Juni 2015

DO YOU BELIEVE? (2015)

Judul Film : Do You Believe? 
Sutradara : Jonathan M. Gunn
Pemeran : Ted McGinley, Mira Sorvino, Andrea Logan White, Lee Majors, Sean Astin
Tanggal Rilis : 20 Maret 2015
Durasi : 115 menit

"Demikian juga halnya dengan iman. Jika Iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2 : 17)

Nats ini merupakan pembuka dari film yang disebut sebagai film "Paling Inspiratif" di tahun 2015 ini. Ceritanya sendiri penuh kejutan yang tidak terduga. Adalah Pendeta Matthew (diperani Ted McGinley) yang suatu hari dikejutkan oleh pertanyaan seorang penginjil jalanan yang mempertanyakan iman sang Pendeta, ketika dia mencurahkan kekecewaannya pada Tuhan karena tidak punya anak. Pertanyaan itu kemudian menjadi sebuah kejadian berantai pada 10 orang di sekitar sang Pendeta :

1. JD (Lee Majors) dan Teri (Cybill Shepherd) : Sepasang suami-istri yang telah lanjut usia dan baru kehilangan anak perempuan tunggal mereka. Keduanya berjuang keras untuk berdamai dengan masa lalu dan menerima kehilangan itu.

2. Samantha (Mira Sorvino) : Seorang janda dengan satu orang anak bernama Lily (Makenzie Moss) yang hidup menggelandang di jalan.

3. Maggie (Madison Pettis) : seorang remaja muda yang hamil di luar nikah dan kabur dari rumah.

4. Carlos (Joseph Julian Soria) : seorang veteran perang yang mengalami Post-Traumatic Stress Disorder.

5. Lacy (Alexa PenaVega) : seorang gadis muda yang mengalami depresi, dan merindukan kasih sayang ayahnya yang tidak pernah didapatnya.

6. Pretty Boy (Shwayze) dan Kriminal (Senyo Amoaku) : dua orang saudara anggota gengster yang ingin bertobat, namun dikejar polisi. Untuk menyelamatkan diri, mereka terpaksa bersembunyi di dalam gereja yang sedang mengadakan kebaktian.

7. Dr Farell (Sean Astin) : seorang dokter yang sangat hebat dan tidak pernah gagal. Karena itu dia menjadi orang yang sangat angkuh.

8. Bobby (Liam Matthews) : seorang petugas medis yang berusaha menolong seorang korban pria yang sekarat. Ketika pria itu meninggal, Bobby justru dituntut oleh istri dan pengacara pria tersebut.

Meski kejadian yang dialami kesepuluh orang tersebut tidak saling berhubungan, namun tangan Tuhan yang ajaib justru menghubungkan mereka dengan Pastor Matthew dan istrinya, Grace (Tracy Melchior), menjadi sebuah rangkaian kejadian yang saling berkaitan dan berhubungan, yang pada akhirnya mengubah hidup mereka.

Film ini dengan indah menggambarkan rencana Tuhan pada masing-masing manusia, di mana setiap orang ada di dunia ini bukan tanpa alasan. Semua dipakai Tuhan untuk menjalankan rencana-Nya serta saling menguatkan satu dengan yang lain. Pada akhirnya film ini menantang para penonton, apakah mereka percaya pada kuasa Tuhan? Apakah mereka percaya kalau kehadiran mereka di dunia bukan kebetulan, tapi dipersiapkan Tuhan untuk sebuah rencana besar yang akan mengubah hidup banyak orang?

Film Do You Believe? tayang tanggal 20 Maret 2015 dan secara mengejutkan berhasil duduk di peringkat enam dalam Box Office Amerika, di bawah The Divergent Series : Insurgent, Cinderella, Run All Night, The Gunman, dan Kingsman : The Secret Service. Sangat jarang terjadi ada film bertema Kristiani yang bisa duduk dalam 10 Besar Box Office Film Amerika Serikat. So.... Do You Believe? 

  

HOLY GHOST (2014)


Judul Film : Holy Ghost
Sutradara : Darren Wilson
Pemain : Meredith Andrews, Heidi Baker, REginald Arvizu, DeVon Franklin Jake Hamilton
Tanggal rilis : 6 September 2014
Durasi : 113 menit

Mungkin jika sudah menonton film ini, Anda akan menganggap film ini hanyalah sebuah film dokumenter biasa yang tidak jauh berbeda dengan film dokumenter yang ada. Tapi jangan salah : Ini adalah film dokumenter yang luar biasa. Betapa tidak : Film ini dibuat tanpa skenario dan tanpa rencana sama sekali. Proses pembuatannya benar-benar mengikuti pengarahan Roh Kudus melalui doa dan puasa.

Darren Wilson - sang sutradara, sekaligus produser, dan editor film ini - ingin membuat sebuah film yang sepenuhnya diilhami oleh Roh Kudus, di mana dia ingin menampilkan sebuah film tentang keberadaan Roh Kudus dan menelusuri peran Roh Kudus dalam kehidupan orang Kristen di Amerika Serikat.

Berbekal uang sumbangan sebesar US$ 360 ribu, yang diterimanya dari para pendonor di situs Kickstarter, Darren Wilson dan teman-temannya berpetualang mengelilingi Amerika tanpa tujuan guna mencari hal-hal yang terinspirasi, tergerak, dan terubahkan oleh Roh Kudus. Dalam membuat film ini pun mereka sama sekali tidak membuat rencana apapun, dan semuanya mengikuti ke mana Roh Kudus menuntun.

Selain merekam tempat dan hal yang diubahkan oleh Roh Kudus, mereka pun mewawancarai banyak aktivis dan artis Kristen yang hidupnya diubahkan oleh Roh Kudus yang ada di dalam mereka. Beberapa orang terkenal yang mereka wawancara itu di antaranya Michael W. Smith, Jeremy Riddle, Kim Walker-Smith, Brian "Head" Welch, Gary Wilson, Mededith Andrews, Heidi Baker, DeVon Franklin, Jake Hamilton, Bill Johnson, dan lain-lain.


Film tersebut pertama kali ditayangkan di Festival Soul Survivor Summer 2014 dan mendapatkan respon yang sangat positif. Banyak orang yang tergerak hatinya pasca menonton film itu. bahkan tidak sedikit yang menyerahkan hidupnya untuk dipakai Tuhan memperluas Kerajaan-Nya.

Satu hal yang menarik dari film ini adalah secara finansial, film ini memang tidak sukses dan memberikan profit sedikit pun buat Darren Wilson dan teman-temannya. Namun keuntungan yang mereka raup lewat film ini adalah mereka berhasil memenangkan banyak jiwa lewat film sederhana yang mereka buat tersebut. Bukankah itu jauh lebih menguntungkan dari sejumlah uang?

Sukses film ini akan berlanjut, di mana bulan Agustus 2015 mendatang, Darren Wilson akan merilis sekuel filmnya berjudul Holly Ghost : Reborn. Film yang dibuat dengan format yang sama ini diharapkan akan lebih banyak memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.

Kamis, 11 Juni 2015

A.D. : THE BIBLE CONTINUES (2015)

Judul : A.D. : The Bible Continues
Sutradara : Ciaran Donnelly, Tony Mitchell, Brian Kelly, Rob Evans, Paul Wilmshurts
Pemeran  : Juan Pablo Di Pace, Chipo Chung, Babou Ceesay, Will Thorp
Tanggal tayang : 15 April - 21 Juni 2015
Total episode : 10 (42 - 45 menit per episode)

Setelah serial televisi The Bible sukses tayang pada tahun 2013, maka tahun ini, serial televisi A.D. : The Bible Continues dirilis. Uniknya, meski merupakan "sekuel" dari The Bible, serial A.D. : The Bible Continues tidak ditayangkan di stasiun televisi History Channel, namun ditayangkan di jaringan NBC. Selain itu, semua pemeran di serial A.D. : The Bible Continues adalah orang baru semua. Satu-satunya "penghubung" antara seri The Bible dan sekuelnya adalah kreator serta penulis naskah cerita serial ini masih orang yang sama : Roma Downey dan Mark Burnett.

Berbeda dengan serial The Bible yang mengetengahkan cerita dari Perjanjian Lama (Kitab Kejadian) sampai Perjanjian Baru (Kitab Wahyu), maka di serial A.D. : The Bible Continues, keseluruhan ceritanya merupakan adaptasi dari Kitab Para Rasul saja.

Serial ini diawali dengan adegan proses penyidangan terhadap Yesus (Juan Pablo Di Pace) di hadapan Iman Besar Kayafas (Richard Coyle), yang kemudian berlanjut dengan Yesus dibawa ke Pontius Pilatus (Vincent Regan). Demi menjaga kedamaian dan memuaskan keinginan masyarakat, Pilatus memerintahkan untuk menyalibkan Yesus. Saat penyaliban Yesus, Kayafas meminta Pilatus memastikan kalau Yesus benar-benar mati di kayu salib.

Sementara itu, Yoseph Arimathea (Kevin Doyle) - yang juga seorang Imam seperti Kayafas - tidak setuju dengan sikap Kayafas terhadap Yesus. Maka saat penyaliban Yesus, dia meminta Pilatus untuk menyerahkan mayat Yesus padanya agar dimakamkan di tempat penguburannya. Tindakan Yoseph Arimathea justru mengundang amarah Kayafas karena Yoseph melakukan hal itu seolah-olah berusaha menggenapi apa yang tertulis di Kitab Yesaya. Tindakan itu dikuatirkan akan menimbulkan gelombang pemberontakan dari orang-orang yang pro-Yesus.

Di lain pihak, Petrus (Adam Levy) didekati Boaz (George Georgiou) - sahabat masa kecilnya - untuk diajak bergabung melawan Pasukan Romawi. Petrus menolak menggunakan Cara Pedang dalam menghadapi Pasukan Romawi, dan memilih menggunakan Cara Kasih seperti yang Kristus ajarkan padanya dan para murid yang lain.

Tiga hari kemudian, Yesus Kristus bangkit dari kubur dan menemui Maria (Greta Scacci) dan para murid-Nya. Kebangkitan-Nya itu kemudian merubah iman para murid dan membuat mereka semakin bersemangat untuk mengabarkan Injil. Namun perjuangan mereka tidaklah mudah, karena Kayafas berhasil mempengaruhi Gubernur Pilatus untuk menghabisi para pengikut Yesus. Lalu muncul Saulus dari Tarsus (Emmet J. Scanlan) yang tidak percaya pada Yesus dan bersumpah untuk menangkapi semua pengikut Yesus. Serial ini berakhir dengan bertobatnya Saulus dan mengubah namanya menjadi Paulus, kemudian bersama Petrus serta pengikut Yesus yang lain melakukan pengabaran Injil.

Dibandingkan serial The Bible, A.D. : The Bible Continues jauh lebih seru dan menegangkan. Alurnya sangat cepat. Intrik yang disajikan pun sangat menarik dan berlangsung sangat cepat. Harus diakui kalau banyak sekali adegan dalam serial ini berbeda dengan apa yang tertulis di Alkitab. Meski demikian, kalau diperhatikan secara keseluruhan, konteksnya tidak berbeda dengan yang tertulis di Alkitab.

Serial ini mendapatkan respon yang sangat positif dari para penonton. Episode pertama ditonton 9.68 juta penonton Amerika Serikat. Seri-seri berikutnya rata-rata ditonton sekitar 7-8 juta penonton. Hal ini membuktikan kalau serial televisi bertema agama seperti ini masih diminati oleh para penonton. Bahkan masih banyak orang yang haus akan kebenaran Firman Tuhan, sehingga butuh penyegaran melalui film-film seperti ini.


ABOUT "THE BIBLE"
Serial televisi The Bible adalah serial televisi yang tayang 3 - 31 Maret 2013 di Saluran Televisi History Channel. Dibuat dengan dana total US$ 22 juta, serial yang dikemas menjadi 10 episode ini mengetengahkan cerita mulai dari Kitab Kejadian (Perjanjian Lama) hingga Kitab Wahyu (Perjanjian Baru).

Ide pembuatan serial ini telah digelontorkan Roma Downey dan Mark Burnett sejak tahun 2010, karena mereka ingin mengingatkan kembali kepada Generasi Masa Kini tentang "Pengharapan Terbesar" yang ada di Alkitab. Mereka pun ingin Generasi Kini menyadari kalau Alkitab bukanlah kumpulan cerita yang berdiri sendiri, namun merupakan kesatuan yang tidak terputus yang menjadi pernyataan Cinta Terbesar Allah Tuhan kepada umat-Nya.

Episode pertama seri The Bible ditonton 13.1 juta penonton Amerika Serikat, dan menjadikannya sebagai serial televisi kabel dengan penonton terbanyak sepanjang tahun 2013. Seri-seri berikutnya ditonton rata-rata 8 - 10 juta penonton, dan membukukannya sebagai Serial Televisi dengan Rating Tertinggi dengan Penonton Lebih dari 100 juta orang di tahun 2013.

Salah satu bagian dari serial tersebut - tentang kehidupan Yesus Kristus - kemudian dikembangkan dan dirilis dalam bentuk layar lebar dengan judul Son Of God yang dirilis tahun 2014. Sedangkan untuk menanggapi respon penonton yang sedemikian positif, maka pada tahun ini, sekuel The Bible - berjudul A.D. : The Bible Continues - dirilis dan ditayangkan di stasiun televisi NBC.



DO YOU KNOW? 
Banyak stasiun televisi yang sangat tertarik dengan skenario The Bible buatan Downey dan Burnett. Masalahnya semua stasiun televisi tersebut meminta mereka untuk menghilangkan cerita tentang Yesus Kristus. Hanya History Channel saja yang setuju mendanai serial itu dibuat dengan utuh, lengkap dengan kisah kehidupan Yesus Kristus. Karena itulah serial itu kemudian diproduksi dan ditayangkan History Channel.


Untuk membuat skenario The Bible menjadi sebuah rangkaian cerita yang saling bersinergi dan berhubungan, Downey dan Burnett meminta nasihat dan masukan dari banyak pemuka agama Kristen, Katolik Roma, dan Yahudi terkemuka di dunia. Beberapa di antaranya yang terkenal adalah : Geoff Tunnicliffe (World Evangelical Alliance), Rick Warren (Pastor Gereja Saddleback), Erwin McManus (Pastor Gereja Mosaic), Bobby Gruenewald (Ketua YouVersion Bible), Leith Anderson (Presiden National Association of Evangelicals), Frank Wright (Presiden National Religious Broadcasters), George Wood (Ketua General Council of the Assemblies of God in the United States of America), Craig Groeschel (Life Church), dam Denny Rydberg (Young Life).

Beberapa hari sebelum seri perdana The Bible dirilis di televisi, Downey dan Burnett menulis sebuah artikel di The Wall Street Journal yang meminta kepada Departemen Pendidikan Amerika Serikat untuk dapat menjadikan Pendidikan Alkitab sebagai Pelajaran Wajib di sekolah umum Amerika Serikat. Menurut mereka, "Alkitab merupakan dasar utama dari pengetahuan dunia masa lalu yang menjelaskan apa yang terjadi di dunia masa kini."

Untuk mencegah perdebatan saat serial A.D. : The Bible Continues ditayangkan di televisi, Palam Fidelis Publishing merilis traktat yang berisi penjelasan tentang Kitab Para Rasul. Mereka pun membuka forum "Diskusi Keluarga" bagi siapapun yang ingin mendiskusikan isi setiap episode dari serial tersebut.






WHERE WAS GOD? STORY OF HOPE AFTER THE STORM (2015)


Judul Film : Where Was God? Story of Hope After The Storm
Sutradara : Travis Palmer
Tanggal Rilis : 2 Juni 2015
Durasi : 86 menit

"Di manakah Tuhan?"

Itu adalah pertanyaan yang biasa kita lontarkan kepada Tuhan, ketika masalah bertubi-tubi menghantam. Kita kemudian kecewa, putus asa, dan pada akhirnya meninggalkan Dia. Benarkah Tuhan tidak ada ketika masalah datang menghajar kita? Benarkah Tuhan telah meninggalkan kita? Apakah hidup memang sudah tidak ada harapan lagi?

Mungkin film ini akan bisa menjawab, kemanakah Tuhan saat masalah menghantam kita.

Film dokumenter ini mengetengahkan kejadian sebenarnya yang terjadi di Moore, Oklahoma, Amerika Serikat pada tanggal 20 Mei 2013. Kejadian yang dikenal dengan sebutan "2013 Moore Tornado" itu terjadi di siang hari di mana tornado berukuran EF5 (Enchanted Fujita-5 : level serangan Tornado tertinggi. Tornado level ini menerjang dengan kecepatan di atas 322 kilometer perjam, berkekuatan destruktif, mampu menghancurkan gedung, termasuk bangunan berkonstruksi baja, bahkan dapat menerbangkan mobil, truk, dan kereta api hingga jarak 1.6 kilometer).

Bencana alam ini menghancurkan 1,150 rumah, mencederai 377 orang, serta menewaskan 24 orang. Tornado ini juga menghancurkan Sekolah Dasar Briarwood dan Plaza Towers Elementary School. Tujuh siswa dari sekolah Plaza Towers tewas dan sebagian staf pengajar sekolah luka parah tertimpa bangunan sekolah yang rubuh.

Dokumenter ini memperlihatkan banyak adegan mengharukan pasca bencana tornado : Para guru yang berjuang menyelamatkan anak didiknya yang tertimpa gedung sekolah yang runtuh, seorang pria yang terluka parah namun masih berusaha menolong seorang anak yang terjepit di dalam gedung, orang tua yang menangis menyaksikan jasad anaknya yang sudah tidak bernyawa. Saya yakin, hati Anda terasa sangat pilu melihat kejadian tersebut.

Namun di sisi lain, Anda diperlihatkan pula begitu banyak orang yang tiba-tiba bertobat dan menjadi pahlawan dalam bencana itu : Sepasang suami-istri yang sudah lama berjuang dari pengaruh narkoba. Seorang polisi yang mendapatkan pencerahan setelah dirundung kesedihan akibat kematian anaknya yang menderita kanker. Serta bagaimana seorang pastor yang menemukan makna keselamatan setelah kehilangan istrinya yang sakit keras, namun berhasil menyelamatkan banyak orang dari bencana tersebut.

Di dalam kehilangan dan penderitaan, banyak orang menemukan pengharapan dari pertolongan orang-orang di sekitar. Mereka bahkan menjadi pengharapan dan berkat bagi orang lain yang jauh lebih menderita. Bencana yang datang, tidak lantas menghancurkan hidup orang-orang di Oklahoma, namun justru menyadarkan mereka akan kehadiran Tuhan, dan bagaimana Tuhan ingin memakai mereka menjadi orang-orang yang bisa menjadi berkat, garam, dan terang bagi orang lain. Film ini dipenuhi banyak adegan mengharukan, yang dipastikan dapat membuat Anda menangis (minimal meneteskan air mata).

Where Was God? mengajarkan kita untuk memiliki Iman yng lebih teguh kepada Tuhan. Kadang dalam masalah yang dihadapi, kita selalu berharap Tuhan datang dan menolong kita dengan cara supranatural-Nya. Padahal di dalam setiap masalah yang kita hadapi, Tuhan selalu ada untuk kita. Dia menolong dengan cara-Nya yang ajaib. Bahkan di dalam masalah kita tersebut, Dia ingin membentuk kita menjadi orang-orang yang bisa jadi berkat, garam, dan terang bagi orang lain, agar nama-Nya dipermuliakan.

Film ini adalah film dokumenter, di mana orang-orang yang terlibat dalam film ini adalah orang-orang yang benar-benar mengalami sendiri bencana Moore Tornado, dan membagikan pengalaman mereka kepada kita semua. 

10 ARTIS PEMERAN TOKOH ALKITAB TERBAIK

Film adaptasi cerita Kitab Suci Umat Kristiani hingga hari ini masih menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dunia. Alur ceritanya yang menarik, disertai penggunaan teknologi sinematografi yang canggih, membuat banyak orang ingin tahu. Bahkan tidak sedikit orang non-Kristen yang menonton film itu, dan mendapatkan inspirasi serta pencerahan mengenai ajaran Kristen. Pada akhirnya, film adaptasi cerita Alkitab itu sukses, tidak saja secara komersil tapi juga sukses membawa pesan pengharapan bagi banyak orang yang menontonnya.

Kesuksesan film-film tersebut tidak terlepas dari peran para aktor dan aktris dalam film itu yang menjiwai peran tokoh Akitab yang mereka bawakan. Peran yang mereka bawakan itu sangat menyentuh, membuat para penonton tidak saja kagum, namun juga dapat tersentuh, yang pada akhirnya membuat para penonton itu bertobat dan iman mereka terbarukan lagi.

Berikut ini adalah 10 Aktor dan Aktris yang pernah memerankan tokoh Alkitab dengan sangat baik dan sempurna :

1. JIM CAVIEZEL - YESUS KRISTUS (THE PASSION OF THE CHRIST)
Meski film yang dirilis tahun 2010 ini mendapatkan protes keras dan kontroversi karena dipenuhi dengan adegan-adegan brutal dan mengerikan, serta ketidakakuratan dalam berbagai hal, tapi kita tidak bisa sangkal kalau Jim Caviezel - aktor pemeran Yesus Kristus - dalam film ini bermain sangat gemilang dan luar biasa.

Ya, Caviezel bermain dengan sangat baik di film tersebut. Bukan saja lewat aktingnya yang luar biasa dalam memerani Yesus yang mengalami penderitaan mental dan badani, tetapi juga penghayatannya pada peran tersebut lewat dialog bahasa Aramaic yang digunakannya sepanjang film. Jelas tidak mudah, karena bahasa itu bukan bahasa yang dipahaminya. Caviezel harus benar-benar mendalami kapan dia harus marah, sedih, keras, dan berbicara pelan.

Pemahamannya yang sedemikian hebat, membuat banyak orang takjub dan hormat pada peran yang dibawakannya. Jadi sangat wajar banyak orang yang kemudian bertobat, menangis terharu, bahkan pingsan saat menyaksikan adegan penderitaan dan pelepasan pengampunan Yesus Kristus yang dibawakan Jim Caviezel.



2. JEFFREY HUNTER - YESUS KRISTUS (KING OF KINGS)
Jauh sebelum film The Passion of the Christ meledak dan sukses, King of Kings (1961) sudah lebih dulu menjadi salah satu film adaptasi Alkitab yang paling populer di masanya. Dan Jeffrey Hunter diyakini banyak penonton sebagai aktor pemeran Yesus Kristus paling sempurna.

Peran Yesus Kristus yang dibawakan Hunter terbilang sangat sempurna. Mulai dari tatapan matanya yang teduh, cara bicaranya yang pelan namun tegas, bahkan dalam penderitaan saat Yesus disalibkan, semua adegan itu dibawakan Hunter dengan sangat baik, dan berhasil menyentuh hati banyak penonton. Karena pembawaannya yang begitu sempurna sebagai Yesus Kristus, banyak orang yang percaya kalau Jeffrey Hunter memiliki kesamaan wajah dengan Yesus Kristus, sehingga banyak pelukis yang kemudian mengunakan wajah Hunter sebagai inspirasi untuk melukis wajah Yesus Kristus.



3. CHARLTON HESTON - NABI MUSA / MOSES (THE TEN COMMANDMENTS)
Christian Bale boleh saja dipuji banyak orang berkat peran Nabi Musa yang dibawakannya lewat pendekatan yang berbeda dengan sangat brilian di film Exodus : Gods and Kings (2015). Tapi saya yakin tidak ada yang bisa menampik kalau sosok ikonik Nabi Musa paling sempurna dan sesuai dengan penggambaran Nabi Musa di Alkitab, adalah Nabi Musa yang dibawakan Charlton Heston di film The Ten Commandments yang dirilis tahun 1956.
Untuk menjiwai perannya sebagai Musa, Heston meluangkan waktunya mendalami semua literatur yang berhubungan dengan Mesir. Pemahamannya tentang kehidupan bangsa Mesir di masa lalu itulah yang kemudian membuatnya mampu menginteprestasikan sosok Musa dengan sempurna. Pada akhirnya, penonton menilai sosok yang diperani Heston inilah yang merupakan sosok dan penggambaran paling tepat dari Nabi Musa yang ditulis di Alkitab.


4. MAIA MORGENSTERN - MARIA IBU YESUS (THE PASSION OF THE CHRIST)
Hati ibu mana yang tidak tercabik-cabik melihat anaknya disiksa orang dan harus menderita bagi orang banyak? Inilah penggambaran paling realistis yang ditampilkan Maia Morgenstern saat memerani Maria, Ibu Yesus Kristus. Anda pasti ikut trenyuh saat melihat adegan tubuhnya terguncang hebat menahan amarah, sakit hati, sedih, perih, dan haru saat melihat anak kesayangannya disiksa sedemikian kejam oleh Bangsa Romawi.
Morgenstern benar-benar bisa menghayati perasaan seorang Ibu yang menyaksikan penderitaan anaknya tersebut. Begitu dasyatnya penghayatan peran Maria yang dia bawakan, hingga mampu membuat para penonton ikut merasakan kesedihan yang dirasakan Maria.

Dari sekian banyak pemeran wanita yang pernah memerani Maria Ibu Yesus, Maia Morgenstern-lah pemeran pertama yang mampu membuat penonton menangis terharu.



5. OSCAR ISAAC - YOSEPH AYAH YESUS (THE NATIVITY STORY)
Pria mana yang tidak sakit hati ketika tahu kekasihnya tiba-tiba hamil? Dan pria mana yang punya iman sedemikian besar pada Tuhan yang kemudian mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan merawat anak yang ada di kandungan kekasihnya sebagai Anak Allah? Oscar Isaac menampilkan aktingnya yang sangat gemilang sebagai Yoseph, ayah Yesus Kristus di film The Nativity Story (2006). Meski di awal film dia tampil sangat "biasa-biasa saja", tapi penghayatan perannya mulai terlihat di tengah-tengah film, ketika adegan saat Yoseph membawa Maria ke Betlehem.

Perjalanan sulit yang ditempuh Yoseph dan Maria itu ditampilkan dengan sangat dramatis dan memukau. Oscar Isaac bermain dengan sangat baik sebagai seorang suami yang sangat kuatir pada istrinya yang sudah hamil tua. Bahkan akting paling dramatisnya - dan menjadi adegan favorit saya - adalah saat istrinya sudah harus melahirkan, dan Yoseph menggedor-gedor pintu rumah orang meminta bantuan, kemudian dengan panik membopong istrinya menuju ke kandang hewan untuk melahirkan. Isaac menampilkan akting yang prima, sehingga mampu mengaduk-aduk emosi para penonton.



6. VICTOR MATURE - SAMSON (SAMSON & DELILAH)
Epik Samson dan Delilah sudah beberapa kali dibuat. Bahkan Indonesia pun pernah mengadaptasi kisah ini (dengan diperani Suzanna sebagai Delilah). Namun tampaknya semuanya tidak dapat menyaingi kesuksesan film Samson & Delilah versi Cecil B. Mille yang dirilis tahun 1949.

Film ini merupakan film adaptasi terbaik kisah Samson dan Delilah yang legendaris tersebut. Alurnya sangat indah, ceritanya pun mengalir sangat dramatis. Bahkan saat Samson merubuhkan pilar biara yang mengubur dirinya, Delilah dan orang-orang Filistin menjadi adegan ikonik yang paling dramatis hingga saat ini. Selain filmnya, akting Viktor Mature sebagai Samson juga patut diacungi jempol. Meski pada awal perilisan film, aktingnya banyak dikritik karena dianggap terlalu kaku, namun justru kemudian dipuji karena dinilai sebagai penggambaran paling pas dari Samson yang ada di Alkitab.



7. HEDY LAMARR - DELILAH (SAMSON & DELILAH) 
Sama halnya dengan Victor Mature, Hedy Lamarr yang memerani Delilah dalam film Samson & Delilah (1949) juga mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari para kritikus.

Lamarr memerani Delilah yang menggoda dirasa sangat pas dan sempurna sekali. Mimik wajahnya yang menampakkan sosok wanita cantik yang menggoda dan licik, namun kemudian dapat berubah drastis menjadi wanita penuh penyesalan. Akting yang sedemikian kontras itu dibawakan Lamarr dengan sempurna, membuatnya memenangi penghargaan Best Screen Performance By An Actress yang diselenggarakan British Picturegoer Awards tahun 1951.



8. ANTHONY QUINN - BARABBAS (BARABBAS)
Meski karakter ini tidak banyak disebut dalam Alkitab, namun keberadaannya menjadi bagian dari rencana Tuhan untuk penyelamatan umat manusia. Karena itulah,meski Alkitab tidak menceritakan dengan detil latar belakangnya, banyak produser yang tertarik dengan peran Barabbas, sehingga membuat latar belakang fiksi karakter ini yang dihubungkan dengan kejadian di Alkitab.

Salah satu pendekatan karakter Barabbas yang dinilai paling pas dan sempurna adalah karakter yang diperani Anthony Quinn di film Barabbas (1961) yang disutradarai Richard Fleischer. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Par Lagerkvist ini mengisahkan tentang kejadina yang dialami Barabbas pasca dipilih untuk dibebaskan dan Yesus Kristus disalibkan. Penyaliban Tuhan Yesus dan kebangkitan-Nya, ternyata merubah Barabbas - yang kala itu seorang penjahat - menjadi seorang pengikut Kristus sejati. Pertobatan ini membawanya  hukuman mati di mana pada akhir cerita dia disalib bersama Petrus dan beberapa orang pengikut Yesus.

Meski cerita Barabbas ini murni fiksi belaka, namun banyak orang percaya kalau Barabbas benar-benar bertobat dan menjadi salah satu murid Yesus paling loyal pasca kenaikan Yesus ke Surga. Hal ini tidak lepas dari akting Quinn yang sangat totalitas, sehingga mampu meyakinkan para penonton tentang sosok Barabbas ini.

TRIVIA : Pengambilan gambar adegan Yesus disalibkan dilakukan pada tanggal 15 Februari 1961, dan secara tidak sengaja bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari total di lokasi shooting. Kejadian ini memunculkan banyak spekulasi dan perdebatan. Ada yang menyebutkan waktu gerhana matahari total itu diketahui Sutradara Richard Fleischer dan sengaja melakukan adegan penyaliban tepat pada saat gerhana matahari total untuk menimbulkan efek supranatural. Namun banyak yang percaya kalau Fleischer memang tidak tahu akan ada gerhana matahari, dan pengambilan gambar dalam kondisi gerhana matahari total adalah murni "campur tangan Tuhan".



9.  ANTHONY HOPKINS - SAULUS / PAULUS (PETER AND PAUL)
Saulus / Paulus adalah salah satu karakter yang cukup berpengaruh di Kitab Perjanjian Baru. Perubahan imannya dari pembenci pengikut Kristus menjadi pengikut setia Yesus merupakan kisah transformasi hidup yang sangat dasyat dan mempengaruhi banyak orang.

Bisa dikatakan pemilihan Anthony Hopkins sebagai Saulus / Paulus dalam film Peter And Paul (1981) ini adalah sangat tepat. Hopkins adalah aktor serba bisa yang mampu memerani karakter baik dan buruk sekaligus dengan sangat sempurna. Jadi terasa sekali kemampuan akting luar biasa Hopkins di film ini saat dia bertransformasi dari Saulus yang kejam,menjadi Paulus yang lemah lembut dan penuh kasih. Film arahan sutradara Robert Day ini mengisahkan tentang kehidupan Saulus di awal, saat berjumpa dengan Kristus di Damascus, perkenalannya dengan Petrus, hingga pada saat dia dipenjara dan dieksekusi oleh Nero.



10. DIOGO MORGADO - YESUS KRISTUS (SON OF GOD)
Diogo Morgado merupakan aktor yang diyakini sebagai pemeran Yesus Kristus terbaik di era tahun 2000-an. Dia membawakan perannya di film Son of God yang dirilis tahun 2014 silam.

Di film tersebut, Morgado memerani Yesus Kristus sejak Yesus dibabtis Yohanes Pembabtis, hingga Dia disalibkan. Mimik wajahnya yang sangat teduh serta suaranya yang tegas namun lembut, membuat banyak orang terkesima dan takjub pada Morgado. Meski filmnya sendiri kurang mendapatkan respon yang baik dari para kritikus - mengingat cerita yang dibawakan terlalu "datar" - namun para penonton tidak akan melupakan wajah dan suara Morgado yang begitu berwibawa dan menggetarkan hati.


Senin, 25 Mei 2015

A BOX OF FAITH (2015)

Judul Film : A Box of Faith (2015)
Sutradara  : Auturo Gavino
Pemeran : Savanah McMahon, Julie Van Lith, Bill Wetherill
Tanggal rilis : 12 Mei 2015
Durasi : 89 menit


Satu kata yang muncul dari mulut saya saat usai menyaksikan film ini : Mengharukan.

Ya.... film ini membawa pesan yang sangat mengharukan, tentang bagaimana kekosongan hati seseorang yang ditinggal pergi orang yang dikasihinya. Dior (diperani dengan sangat baik oleh Savanah McMahon), adalah seorang gadis remaja 16 tahun yang sangat mengasihi kedua orang tuanya. Dia pun adalah seorang remaja yang percaya dan patuh pada Kuasa dan Kemuliaan Tuhan.

Kebahagiaannya tidak berlangsung lama, karena dia harus kehilangan ibunya yang meninggal karena kanker. Dia pun harus berpisah dengan ayahnya yang harus dipenjara karena melakukan sebuah kesalahan yang tidak disengajanya di tempat kerja. Maka tinggallah Dior remaja yang sendirian. Dalam kesendiriannya ini, dia belajar bahwa Tuhan ingin Dior lebih dekat dengan-Nya. Karena itu, ketika seorang pekerja sosial bernama Ms Ward (Julie Van Lith) berniat membawanya ke panti asuhan, Dior kabur dan bersembunyi di tempat kos ayahnya. Dia sangat percaya bahwa Tuhan akan menjaga dan menghidupinya, sehingga dia tidak butuh bantuan siapapun sama sekali.

Ms Ward yang penuh kasih sayang, mencoba mendekati Dior, namun selalu gagal. Dior kemudian mulai membuka diri dengan meninggalkan surat kecil yan diselipkannya di kaca mobil Ms Ward. Mengetahui Dior sudah mulai membuka hati padanya, Ms Ward kemudian merespon surat Dior dengan membalas surat tersebut dan memberikannya uang. Dior - yang tetap yakin akan pertolongan Tuhan - justru memberikan uang itu pada gelandangan, sehingga dia diperalat Emma (Laura Van Lith), seorang gelandangan yang berniat memeras Dior.

Berkat doa Dior yang tiada henti, Tuhan akhirnya membuka jalan padanya. Ayahnya yang ditahan, terbukti tidak bersalah, sehingga dia terbebas dari penjara. Namun bukan hanya mujizat itu saja yang Tuhan berikan pada Dior. Masih banyak lagi berkat-berkat tak terduga yang Dior dapatkan sebagai bentuk dari kesetiaannya pada Tuhan. Apa sajakah itu?

Film ini sungguh sebuah film yang indah karena menampilkan plot yang indah tentang penguatan setelah kehilangan, dan bagaimana iman dapat mengubah banyak hal.

Pada saat Anda sedang kehilangan, sedang mengalami penderitaan yang sangat, maka film ini adalah sebuah pilihan terbaik yang wajib Anda tonton.

AFTER (2012)

Judul Film    : After
Sutradara      : Ryan Smith
Pemeran       : Steven Strait, Karolina Wydra, Sandra Lafferty
Tanggal rilis : 14 September 2012
Durasi          : 90 menit

Film produksi Kanada ini adalah film bergenre horor-fantasi. Pertama kali dirilis tanggal 19 April 2012 di Nasville Film Festival, film ini ditayangkan ke publik Kanada pada tanggal 14 September 2012.

Film ini terbilang cukup menarik untuk disimak karena menampilkan akting yang sangat brilian dari Steven Strait dan Karolina Wydra. Sepanjang film, keduanya tampil berdua dan nyaris menguasai keseluruhan film dengan akting duet mereka.

Dikisahkan bahwa Ana (Wydra) adalah seorang penulis yang bekerja sebagai perawat. Satu malam dia menaiki bis untuk pulang. Dalam perjalanan pulang dengan bis itu, dia berkenalan dengan Freddy (Strait), seorang komikus. Namun baru saja keduanya bercakap-cakap, tiba-tiba terjadi tabrakan hebat.

Cerita pun berpindah, ketika Ana tiba-tiba terbangun dan menyadari dirinya berada di dalam rumahnya. Saat keluar dari rumah, dia menyadari kalau kota tempat tinggalnya kosong tanpa penghuni. Dia pun berjumpa dengan Freddy yang tinggal tidak jauh darinya. Keduanya mencari tahu keberadaan para penduduk. Namun saat berjalan menuju ke ujung kota, mereka menemukan kalau kota mereka dikepung oleh kabut gelap yang tebal. Apabila mereka mencoba menembus kabut itu, maka mereka akan sakit. Dan kabut itu ternyata terus bergerak mengepung mereka.

Ketika mencari tahu apa yang sesungguhnya sedang terjadi, Ana dan Freddy menyadari kalau apa yang mereka lihat saat ini bukanlah kejadian sebenarnya, tetapi kejadian alam bawah sadar mereka. Ana dan Freddy sedang dalam kondisi koma. Kabut gelap pekat itu tidak lain adalah waktu bagi mereka untuk tetap bisa hidup. Apabila kabut telah menutup seluruh kota, maka Ana dan Freddy pun akan lenyap.

Pencarian mereka kemudian menemukan bahwa di dalam kabut terdapat pintu yang harus mereka buka. Masalahnya kunci menuju pintu tersebut dipegang oleh seekor monster misterius yang terus-menerus mengejar mereka. Ana dan Freddy kembali menyadari kalau apa yang mereka alami saat ini sebenarnya tidak lain dari perwujudan masalah mereka di masa lalu yang harus mereka tuntaskan saat ini. Mereka harus berdamai dengan masa lalu, agar bisa melanjutkan hidup di masa kini. Sanggupkah mereka?

Film ini menarik karena mengangkat tema yang sangat universal, di mana setiap manusia sering punya kepahitan di masa lalu yang menghambat perkembangan kepribadiannya di masa kini. Film ini mengajarkan agar kita dapat mengampuni kepahitan di masa lalu, akan kita bisa lebih move-on di masa kini, sehingga bisa bertumbuh di masa depan.

After merupakan film yang cukup menarik karena dipenuhi dengan adegan yang menegangkan, dan terus-menerus mengajak penonton untuk mereka-reka, apa yang kira-kira akan terjadi selanjutnya. Pada akhirnya, meski film ini menampilkan monster dan ketegangan, namun ada perenungan yang dapat kita ambil dari film ini : Bahwa hidup jauh lebih baik ketika kita tidak hidup dengan membawa kepahitan dari masa lalu.

Jumat, 17 April 2015

CATASTASIS (2015)

Judul Film        : Catastasis
Sutradara          : Anthony Hackett
Pemeran           : Anthony Hacket, Mariela Hill, Eric Slodysko, Leshe Shari
Tanggal tayang : 3 April 2015
Durasi               : 88 menit

Mungkin ketika mendengarkan kotbah yang disampaikan Pendeta di Mimbar Gereja setiap minggu, kita semua mengira kalau apa yang disampaikan Pendeta itu adalah hal yang juga sang Pendeta itu lakukan dalam kehidupan sehari-harinya. Nyatanya tidak semua Pendeta melakukannya. Dan kalau pun dilakukan, sebenarnya mereka mengalami pergumulan yang sama hebatnya dengan kita. 

Film ini menggambarkan bagaimana sebenarnya perjuangan seorang Pendeta atau Pastor dalam melakukan apa yang dikotbahkannya setiap minggu di Mimbar Gereja. Dikisahkan Pastor Paterson (Anthony Hacket) adalah seorang Pastor yang selalu mengkotbahkan hal-hal yang termuat dalam Alkitab, dan selalu mengajarkan jemaatnya untuk menjalani hidup mereka sesuai dengan Firman Tuhan.

Namun satu pagi, Pastor Paterson tiba-tiba dibangunkan oleh sebuah telepon dari seseorang yang tidak dikenal. Orang tersebut mengatakan bahwa dia telah menyandera Pastor Paterson di dalam rumahnya, sehingga sang pastor tidak bisa keluar dari rumah. Satu-satunya cara agar Pastor Paterson bebas adalah dengan menjalankan semua yang pernah dia kotbahkan di atas Mimbar Gereja. Meski awalnya tidak percaya, tetapi setelah gagal melarikan diri dan tidak bisa keluar dari rumahnya, Pastor Paterson pun menyadari kalau dirinya terjebak di dalam rumahnya sendiri.

Intensitas ketegangan memuncak manakala orang itu mengancam akan membunuh Pastor Paterson jika dia tidak melakukan semua ajarannya sendiri. Penelepon tersebut mengetahui semua gerak-gerik Pastor Paterson di dalam rumah, sehingga tidak ada cara bagi sang Pastor untuk melarikan diri. Siapakah orang itu? Apa yang dia maui sebenarnya dari Pastor Paterson? Film ini berakhir cukup dramatis dan mengejutkan. Seperti apa? Tonton saja sendiri ya....

Film sederhana namun menegangkan ini menawarkan sebuah tontonan thriller yang mendebarkan, sekaligus memberikan moral pelajaran yang mendalam : Bagaimana pun juga Pendeta atau Pastor adalah juga manusia biasa. Meski mereka mengajarkan Kebaikan sesuai Firman Tuhan, belum tentu mereka sendiri mampu menerapkan ajarannya sendiri dalam setiap bagian hidup mereka. Karena itu, janganlah menganggap Pendeta atau Pastor sebagai Orang Suci yang tidak pernah melakukan kesalahan. Mereka bukan Tuhan yang sempurna. Mereka sama seperti kita. Hanya saja tugas mereka adalah mengingatkan kita tentang Firman Tuhan.


PRISONERS

Judul Film     : Prisoners
Sutradara       : Denis Villeneuve
Pemeran        : Hugh Jackman, Jake Gyllenhall, Viola Davis, Maria Bello, Terrence Howard
Durasi           : 153 menit
Tanggal edar : 20 September 2013

Film drama-thriller ini bisa saya katakan sebagai film yang sangat emosional. Mengharukan. Menegangkan. Sekaligus pula bikin penasaran dan penuh kejutan. Ceritanya terbilang cukup kompleks, tapi tidak rumit.

Dikisahkan dua keluarga - pasangan Keller Dover (Hugh Jackman) dan Grace (Maria Bello) dengan tetangganya Franklin (Terrence Howard) dan Nancy Birch (Viola Davis) - sedang mengadakan pesta Thanksgiving di rumah. Dalam suasana meriah itu, tiba-tiba kedua anak perempuan mereka yang masih kecil - Anna Dover (Ertin Gerasimovich) dan Joy Birch (Kyla Drew Simmons) - menghilang. Pencarian dilakukan di sekitar lingkungan rumah mereka, namun sia-sia.

Kedua keluarga itu kemudian menghubungi polisi. Adalah Detektif David Loki (Jake Gyllenhaal) yang turun tangan menangani kasus ini.Dalam waktu beberapa jam, mereka berhasil menemukan seorang pengendara kendaraan yang diduga mengetahui keberadaan kedua anak tersebut. Sang pengendara, Alex Jones (Paul Dano), ternyata adalah seorang remaja dengan intelengesi di bawah seratus dan bertingkah layaknya anak berusia 10 tahun. Setelah diinterogasi, polisi tidak menemukan adanya keterkaitan Alex dengan hilangnya kedua anak itu.

Namun Keller sangat yakin jika Alex adalah pelakunya. Terlebih ketika Alex dibebaskan - dan disantroni Keller di depan kantor polisi - dia berbisik pada Keller kalau "Mereka tidak menangis saat aku meninggalkan mereka" (They didn't cry until I left them). Petunjuk ini membuat Keller sangat yakin kalau Alex adalah pelakunya, dan tahu di mana anaknya disekap.

Keller kemudian menculik Alex dan menyiksanya. Namun betapa hebatnya Keller menyiksa Alex, tidak ada petunjuk apapun yang keluar dari mulut Alex.

Sementara itu, Detektif Loki mengalami kesulitan mengungkap kasus ini, karena semakin dalam dia menggali kasus ini, semakin tampak mustahil kasus ini diselesaikan. Dan tanpa sengaja, dia menemukan fakta-fakta baru, yang membawanya membongkar kasus-kasus serupa yang pernah terjadi 10 tahun silam. Film ini pun diakhiri dengan "happy ending" dan kejutan yang tidak terduga.

Banyak sekali adegan emosional yang ditampilkan di film berdurasi 2.5 jam ini. Penonton disuguhkan akting gemilang Hugh Jackman yang berperan sebagai seorang ayah, yang penuh penyerahan diri kepada Tuhan dalam pencarian anaknya. Meski anaknya hilang, namun dia tetap yakin kalau Tuhan akan menjaga dan dengan iman, dia terus mencari anaknya yang hilang itu. Perjuangannya pun akhirnya membuahkan hasil, meski nyawanya menjadi taruhan.

Sebagai sebuah hiburan, film ini menyuguhkan sebuah tontonan yang sangat menguras emosional, karena penuh dengan adegan yang mengharukan, mengejutkan, menegangkan, dan penuh misteri. Dalam peredarannya di Amerika Serikat, film yang dibuat dengan dana US$ 46 juta ini berhasil meraup keuntungan finansial hingga US$ 122 juta. Selain itu, film ini pun mendapatkan respon yang sangat baik dari para kritikus film dunia. Serta menjadi nominasi penghargaan internasional seperti Toronto International Film Festival 2013 dan Hollywood Film Festival 2013.



TENTANG "MISOTEISME"
Di balik ketegangan dan keseruan film Prisoners, sebenarnya ada konteks Injili yang ingin diangkat oleh Sutradara film, yaitu konteks tentang "Misoteisme". Ajaran apa itu?

Misoteisme adalah aliran "Membenci Tuhan". Aliran ini ternyata sedang sangat marak terjadi dan menyebar di seluruh dunia. Ajaran ini muncul sebagai bentuk kekecewaan banyak orang pada Tuhan yang - menurut mereka - sudah tidak lagi perduli dan meninggalkan mereka. Akibatnya banyak orang meninggalkan imannya dan memilih menjadi orang-orang yang membenci Tuhan dan sengaja melakukan hal yang tidak berkenan pada-Nya.

Kata "Misoteisme" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "Misos" (Benci) dan "Theos" (Tuhan). Istilah ini dikenal dan muncul pertama kali dalam literatur Islandia berjudul "Islendingasogur" atau "The Saga of Icelanders" yang terbit pada abad 10 Sesudah Masehi. Dalam tulisan itu, Hrafnkell - tokoh utama cerita tersebut - menyebutkan penyangkalannya pada Tuhan setelah melihat Kuilnya di Freyr dibakar dan dia menjadi budak negerinya sendiri.

Selain Misoteisme, konsep teologi lain yang mirip dengannya adalah Distheisme, di mana konsep ini mengajarkan kalau Tuhan tidak sepenuhnya baik. Bahkan bisa jadi Tuhan adalah Sang Iblis sendiri.

Banyak orang berpikir kalau baik Misoteisme maupun Distheisme adalah kepercayaan masing-masing pribadi, yang tidak akan mengganggu orang lain. Tapi faktanya, kedua ajaran ini sebenarnya sangat berbahaya karena dapat merusak iman banyak orang.

Seperti yang ditampilkan dalam film Prisoners, pelaku kejahatan dikisahkan adalah orang yang sangat patuh dan taat pada Tuhan, serta melakukan semua firman-Nya. Bahkan dia pun menyerahkan seluruh hidupnya untuk mendirikan Kerajaan Tuhan. Tapi imannya berubah total ketika anaknya meninggal karena Kanker. Kecewa dengan Tuhan, dia kemudian menculik dan membunuh anak-anak orang beriman, membuat mereka juga kehilangan iman kepada Tuhan, dan melakukan hal serupa seperti yang dilakukannya.

Aliran Misoteisme adalah sebuah kepercayaan yang sangat berbahaya, di mana orang yang telah kehilangan imannya pada Tuhan, kemudian menyebarkan kebenciannya pada Tuhan lewat cara yang ekstrim. Tidak hanya itu, mereka pun dengan mudah dapat dihasut untuk mempercayai ajaran-ajaran baru yang bersifat destruktif, karena orang seperti ini sangat "puas" dapat menyakiti hati Tuhan yang telah mengecewakan mereka. Dan jika Anda tidak percaya dengan fakta ini, coba renungkan : Mengapa banyak orang sedemikian mudah tertarik ikut organisasi ISIS, padahal mereka tahu kekejaman yang dilakukan kelompok itu?

Film ini mengajarkan kepada kita, orang-orang beriman, agar tetap bisa menjaga hati dan terus mempertahankan iman kita. Segala bencana, sakit-penyakit, kehilangan, kekecewaan, dan hal buruk seringkali diijinkan Tuhan, bukan karena Dia sengaja melakukannya atau telah meninggalkan umat-Nya. Tapi justru segala hal itu terjadi karena Dia ingin umat-Nya menjadi lebih kuat, lebih dewasa, dan lebih siap dengan hal-hal yang lebih buruk lagi terjadi di depan. Sebab, akan datang bagi kita semua Mesias dan Nabi Palsu yang akan mendatangkan tanda dasyat dan mujizat yang akan menyesatkan orang-orang (Matius 24:24).

Apabila banyak orang masih punya iman pada Tuhan, maka Mesias dan Nabi Palsu itu tidak akan sanggup menyesatkan mereka. Tapi apa jadinya jika kepercayaan mereka pada Tuhan telah hilang dan sudah digantikan dengan kebencian? Tidak perlu menunggu lama untuk melihat mereka tunduk pada Nabi dan Mesias palsu itu. Dan ketika waktunya tiba, maka tergenapilah apa yang sudah dinubuatkan Tuhan.





Kamis, 12 Maret 2015

THE DROP BOX

Judul Film        : The Drop Box
Pemeran           : Pastor Lee Jong Rak
Sutradara          :  Brian Ivie
Durasi               : 77 menit
Tanggal tayang : 3 Maret 2015

Film ini bisa dikatakan sebuah dokumenter, bisa juga biografi. Apapun namanya, film ini benar-benar merupakan sebuah film yang sangat mengharukan dan mampu membuat siapapun menitikkan air mata saat menontonnya.

Film ini mengisahkan tentang Pastor Lee Jong Rak, seorang pastor di sebuah gereja kecil di Korea Selatan yang sering mendapatkan "kiriman" dus berisi bayi yang diterlantarkan orang tuanya. Tidak ada informasi sejak kapan hal itu terjadi, tetapi film ini menampilkan bagaimana Pastor Lee sering menemukan dus berisi bayi-bayi terlantar di depan pintu gerejanya.

Film ini menampilkan usaha Pastor Lee dalam mengupayakan kesehatan sang bayi yang ditemuinya. Karena gereja tidak punya dana untuk mengurusi anak-anak itu, Pastor Lee selalu berusaha mengupayakan dana itu ada demi para bayi tersebut. Usahanya yang gigih serta perjuangan tanpa lelah Pastor Lee menjadi inspirasi yang sangat mengharukan. 

The Drop Box menjadi film renungan tentang harga sebuah Kasih, yang tidak terukur oleh uang. Film ini juga menyoroti perilaku para orang tua yang tega membuang anaknya. Lepas karena alasan ekonomi, kesehatan, atau apapun, tindakan ini benar-benar tidak manusiawi.

Meski lokasi shooting film ini dilakukan di Korea Selatan dan semua percakapan menggunakan bahasa Korea, film ini bukan produk Negara Gingseng tersebut, tapi produksi Kanada. The Drop Box dikerjakan oleh Rumah Produksi Focus on the Family dan diproduseri Will Tober, Sarah Choi, Sam Jo, dan Dane Smith.

Minggu, 22 Februari 2015

TV Series Recommendation - THE LEFTOVERS (2014 - onward)

Judul Serial TV     : THE LEFTOVERS
Pemeran                :  Justin Thereoux, Amy Brenneman, Christopher Eccleston, Liv Tyler, Chris Zylka
Tanggal tayang      : 29 Juni 2014 - onward
Ditayangkan          : HBO
Total episode         : 10 (Season 1)

Novel fenomenal Left Behind karya Tim LaHaye dan Jerry B. Jenkins yang dirilis tahun 1995 bisa dikatakan pionir dan  tonggak awal dari dimulainya rentetan penerbitan novel-novel bertemakan akhir jaman. Selain novel, film-film bertemakan akhir jaman yang dihubungkan dengan apa yang dinubuatkan dalam Alkitab banyak bermunculan. Film yang bertemakan hal ini pun tidak saja film layar lebar, tetapi juga serial televisi.

Salah satu serial televisi yang menurut saya cukup menarik adalah The Leftovers yang Season Pertamanya tayang 29 Juli - 7 September 2014. Berbeda dengan film-film bertema akhir jaman yang banyak menampilkan prediksi-prediksi yang mengerikan (tentang Tujuh Sangkakala, Tujuh Meterai, dan Tujuh Penunggang Kuda), serial ini justru menampilkan cerita yang jauh lebih alami dan humanis.

Dengan mengambil setting di sebuah kota bernama Mapleton, New York, serial ini diawali dengan menghilangnya sebagian penduduk bumi secara tiba-tiba. Hal ini menyebabkan banyak orang yang trauma dan shock dengan menghilangnya keluarga mereka secara tiba-tiba tersebut. Hilangnya manusia di bumi itu kemudian dikenal dengan sebutan "Sudden Departure" (Kepergian yang Mendadak), membuat banyak orang yang tidak bisa terima.

Tiga tahun pasca kejadian itu, manusia di bumi mengalami perubahan kehidupan yang dramatis. Kevin Garvey (diperani Justin Thereoux) adalah seorang Kepala Polisi Mapleton, New York, yang keluarganya hancur pasca kejadian tersebut. Anak ketiganya yang dikandung oleh istrinya Laurie Garvey (Amy Brenneman) tiba-tiba menghilang begitu saja dari dalam rahim, membuat Laurie shock dan tidak bisa menerima. Karena itu, dia meninggalkan keluarganya dan bergabung dengan kelompok bernama Guilty Remnant. Kelompok tersebut merupakan kelompok misterius yang mana para anggotanya sama sekali tidak berbicara dan seharian menghabiskan waktu dengan merokok.

Dalam acara peringatan 3 tahun menghilangnya anggota keluarga para penduduk Mapleton, terjadi insiden antara penduduk dengan anggota Guilty Remnant, di mana anggota kelompok itu hadir dan meminta para penduduk melupakan keluarganya yang menghilang itu. Tentu saja hal ini menyulutkan amarah para penduduk yang berduka, sehingga melampiaskan kemarahan pada kelompok itu. Insiden ini justru membuat Kelompok Guilty Remnant dijauhi dan dimusuhi.

Sementara itu, muncul seorang "nabi" bernama Holy Wayne (Paterson Joseph) yang punya talenta penyembuhan dan datang sebagai penyelamat yang bisa mengangkat kepahitan dalam hidup manusia.  Diam-diam di balik kharisma dan kemampuan penyembuhannya itu, Wayne punya rencana tersembunyi karena dia mempersiapkan pasukan bersenjata lengkap. Kepolisian The Bureau of ATFEC (Alcohol, Tobacco, Fireamrs, Explosives, and Cults) mencium rencana busuk Wayne, sehingga memutuskan untuk bertindak duluan dengan menyerbu markas rahasia Wayne. Tapi dia berhasil lolos. Di tempat persembunyiannya, Wayne kemudian mempersiapkan pasukannya kembali untuk melancarkan penyerangan yang sebenarnya kepada Pemerintah Amerika Serikat.

Di lain pihak, ternyata diam-diam Guilty Remnant pun punya rencana untuk mengacaukan kota Mapleton, dengan berupaya membuat para penduduk melupakan sanak-saudaranya yang hilang dalam kejadian "pengangkatan" tiga tahun silam. Aksi mereka yang semula tanpa kekerasan, sedikit-demi sedikit mulai berubah, dan ini menyulitkan para polisi untuk menghentikan aksi anarkis mereka tersebut.

Mengapa pengangkatan itu terjadi? Akankah dunia akan dikuasai oleh para Nabi Palsu? Siapa sebenarnya Wayne dan Guilty Remnant?

Serial ini mendapatkan respon yang sangat positif dari para penonton Amerika Serikat. Meski serial ini kental dengan ajaran Kristen, namun ajaran tersebut tidak terlalu mencolok ditampilkan (misalnya tidak ada penekanan-penekanan ayat tertentu atau pun doktrinasi Akhir Jaman), sehingga masih bisa ditonton layaknya serial televisi sekuler pada umumnya.

Secara umum, para kritikus film memberikan apresiasi yang baik untuk serial ini, di mana rata-rata mereka memberikan nilai 9 - 9.5 dari total 10 untuk setiap episodenya, yang menjadi bukti betapa serial ini mendapatkan perhatian yang cukup baik dari mereka.

Kesuksesan serial ini berdampak sangat baik, di mana serial ini diperpanjang, dengan diproduksinya Season Kedua The Leftovers sejak Agustus 2014 silam. Season Kedua serial ini rencananya akan mulai tayang bulan Mei 2015 mendatang dengan total 10 episode.



DO YOU KNOW? 
Serial televisi The Leftovers merupakan 1 dari 7 serial yang dipilih Critic's Choice Television Award untuk kategori Most Exciting New Series of the Year. Adapun 6 seri lain yang juga mendapatkan penghargaan yang sama adalah Extant, Gotham, Halth and Catch Fire, Outlander, Penny Dreadful, dan The Strain.

Serial ini mendapatkan cukup banyak apresiasi dan nominasi penghargaan dari berbagai acara bergengsi. Beberapa diantaranya adalah nominasi Best Long Form Adapted for Pilot Episode di Ajang 67th Writers Guild of America Awards, dan tiga nominasi (Best Genre Show, Best Supportin Actress in Mini Series or TV Film, dan Best Supporting Actor for Mini Series or TV Film) di Ajang 19th Satellite Awards.