Jumat, 17 April 2015

CATASTASIS (2015)

Judul Film        : Catastasis
Sutradara          : Anthony Hackett
Pemeran           : Anthony Hacket, Mariela Hill, Eric Slodysko, Leshe Shari
Tanggal tayang : 3 April 2015
Durasi               : 88 menit

Mungkin ketika mendengarkan kotbah yang disampaikan Pendeta di Mimbar Gereja setiap minggu, kita semua mengira kalau apa yang disampaikan Pendeta itu adalah hal yang juga sang Pendeta itu lakukan dalam kehidupan sehari-harinya. Nyatanya tidak semua Pendeta melakukannya. Dan kalau pun dilakukan, sebenarnya mereka mengalami pergumulan yang sama hebatnya dengan kita. 

Film ini menggambarkan bagaimana sebenarnya perjuangan seorang Pendeta atau Pastor dalam melakukan apa yang dikotbahkannya setiap minggu di Mimbar Gereja. Dikisahkan Pastor Paterson (Anthony Hacket) adalah seorang Pastor yang selalu mengkotbahkan hal-hal yang termuat dalam Alkitab, dan selalu mengajarkan jemaatnya untuk menjalani hidup mereka sesuai dengan Firman Tuhan.

Namun satu pagi, Pastor Paterson tiba-tiba dibangunkan oleh sebuah telepon dari seseorang yang tidak dikenal. Orang tersebut mengatakan bahwa dia telah menyandera Pastor Paterson di dalam rumahnya, sehingga sang pastor tidak bisa keluar dari rumah. Satu-satunya cara agar Pastor Paterson bebas adalah dengan menjalankan semua yang pernah dia kotbahkan di atas Mimbar Gereja. Meski awalnya tidak percaya, tetapi setelah gagal melarikan diri dan tidak bisa keluar dari rumahnya, Pastor Paterson pun menyadari kalau dirinya terjebak di dalam rumahnya sendiri.

Intensitas ketegangan memuncak manakala orang itu mengancam akan membunuh Pastor Paterson jika dia tidak melakukan semua ajarannya sendiri. Penelepon tersebut mengetahui semua gerak-gerik Pastor Paterson di dalam rumah, sehingga tidak ada cara bagi sang Pastor untuk melarikan diri. Siapakah orang itu? Apa yang dia maui sebenarnya dari Pastor Paterson? Film ini berakhir cukup dramatis dan mengejutkan. Seperti apa? Tonton saja sendiri ya....

Film sederhana namun menegangkan ini menawarkan sebuah tontonan thriller yang mendebarkan, sekaligus memberikan moral pelajaran yang mendalam : Bagaimana pun juga Pendeta atau Pastor adalah juga manusia biasa. Meski mereka mengajarkan Kebaikan sesuai Firman Tuhan, belum tentu mereka sendiri mampu menerapkan ajarannya sendiri dalam setiap bagian hidup mereka. Karena itu, janganlah menganggap Pendeta atau Pastor sebagai Orang Suci yang tidak pernah melakukan kesalahan. Mereka bukan Tuhan yang sempurna. Mereka sama seperti kita. Hanya saja tugas mereka adalah mengingatkan kita tentang Firman Tuhan.


PRISONERS

Judul Film     : Prisoners
Sutradara       : Denis Villeneuve
Pemeran        : Hugh Jackman, Jake Gyllenhall, Viola Davis, Maria Bello, Terrence Howard
Durasi           : 153 menit
Tanggal edar : 20 September 2013

Film drama-thriller ini bisa saya katakan sebagai film yang sangat emosional. Mengharukan. Menegangkan. Sekaligus pula bikin penasaran dan penuh kejutan. Ceritanya terbilang cukup kompleks, tapi tidak rumit.

Dikisahkan dua keluarga - pasangan Keller Dover (Hugh Jackman) dan Grace (Maria Bello) dengan tetangganya Franklin (Terrence Howard) dan Nancy Birch (Viola Davis) - sedang mengadakan pesta Thanksgiving di rumah. Dalam suasana meriah itu, tiba-tiba kedua anak perempuan mereka yang masih kecil - Anna Dover (Ertin Gerasimovich) dan Joy Birch (Kyla Drew Simmons) - menghilang. Pencarian dilakukan di sekitar lingkungan rumah mereka, namun sia-sia.

Kedua keluarga itu kemudian menghubungi polisi. Adalah Detektif David Loki (Jake Gyllenhaal) yang turun tangan menangani kasus ini.Dalam waktu beberapa jam, mereka berhasil menemukan seorang pengendara kendaraan yang diduga mengetahui keberadaan kedua anak tersebut. Sang pengendara, Alex Jones (Paul Dano), ternyata adalah seorang remaja dengan intelengesi di bawah seratus dan bertingkah layaknya anak berusia 10 tahun. Setelah diinterogasi, polisi tidak menemukan adanya keterkaitan Alex dengan hilangnya kedua anak itu.

Namun Keller sangat yakin jika Alex adalah pelakunya. Terlebih ketika Alex dibebaskan - dan disantroni Keller di depan kantor polisi - dia berbisik pada Keller kalau "Mereka tidak menangis saat aku meninggalkan mereka" (They didn't cry until I left them). Petunjuk ini membuat Keller sangat yakin kalau Alex adalah pelakunya, dan tahu di mana anaknya disekap.

Keller kemudian menculik Alex dan menyiksanya. Namun betapa hebatnya Keller menyiksa Alex, tidak ada petunjuk apapun yang keluar dari mulut Alex.

Sementara itu, Detektif Loki mengalami kesulitan mengungkap kasus ini, karena semakin dalam dia menggali kasus ini, semakin tampak mustahil kasus ini diselesaikan. Dan tanpa sengaja, dia menemukan fakta-fakta baru, yang membawanya membongkar kasus-kasus serupa yang pernah terjadi 10 tahun silam. Film ini pun diakhiri dengan "happy ending" dan kejutan yang tidak terduga.

Banyak sekali adegan emosional yang ditampilkan di film berdurasi 2.5 jam ini. Penonton disuguhkan akting gemilang Hugh Jackman yang berperan sebagai seorang ayah, yang penuh penyerahan diri kepada Tuhan dalam pencarian anaknya. Meski anaknya hilang, namun dia tetap yakin kalau Tuhan akan menjaga dan dengan iman, dia terus mencari anaknya yang hilang itu. Perjuangannya pun akhirnya membuahkan hasil, meski nyawanya menjadi taruhan.

Sebagai sebuah hiburan, film ini menyuguhkan sebuah tontonan yang sangat menguras emosional, karena penuh dengan adegan yang mengharukan, mengejutkan, menegangkan, dan penuh misteri. Dalam peredarannya di Amerika Serikat, film yang dibuat dengan dana US$ 46 juta ini berhasil meraup keuntungan finansial hingga US$ 122 juta. Selain itu, film ini pun mendapatkan respon yang sangat baik dari para kritikus film dunia. Serta menjadi nominasi penghargaan internasional seperti Toronto International Film Festival 2013 dan Hollywood Film Festival 2013.



TENTANG "MISOTEISME"
Di balik ketegangan dan keseruan film Prisoners, sebenarnya ada konteks Injili yang ingin diangkat oleh Sutradara film, yaitu konteks tentang "Misoteisme". Ajaran apa itu?

Misoteisme adalah aliran "Membenci Tuhan". Aliran ini ternyata sedang sangat marak terjadi dan menyebar di seluruh dunia. Ajaran ini muncul sebagai bentuk kekecewaan banyak orang pada Tuhan yang - menurut mereka - sudah tidak lagi perduli dan meninggalkan mereka. Akibatnya banyak orang meninggalkan imannya dan memilih menjadi orang-orang yang membenci Tuhan dan sengaja melakukan hal yang tidak berkenan pada-Nya.

Kata "Misoteisme" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "Misos" (Benci) dan "Theos" (Tuhan). Istilah ini dikenal dan muncul pertama kali dalam literatur Islandia berjudul "Islendingasogur" atau "The Saga of Icelanders" yang terbit pada abad 10 Sesudah Masehi. Dalam tulisan itu, Hrafnkell - tokoh utama cerita tersebut - menyebutkan penyangkalannya pada Tuhan setelah melihat Kuilnya di Freyr dibakar dan dia menjadi budak negerinya sendiri.

Selain Misoteisme, konsep teologi lain yang mirip dengannya adalah Distheisme, di mana konsep ini mengajarkan kalau Tuhan tidak sepenuhnya baik. Bahkan bisa jadi Tuhan adalah Sang Iblis sendiri.

Banyak orang berpikir kalau baik Misoteisme maupun Distheisme adalah kepercayaan masing-masing pribadi, yang tidak akan mengganggu orang lain. Tapi faktanya, kedua ajaran ini sebenarnya sangat berbahaya karena dapat merusak iman banyak orang.

Seperti yang ditampilkan dalam film Prisoners, pelaku kejahatan dikisahkan adalah orang yang sangat patuh dan taat pada Tuhan, serta melakukan semua firman-Nya. Bahkan dia pun menyerahkan seluruh hidupnya untuk mendirikan Kerajaan Tuhan. Tapi imannya berubah total ketika anaknya meninggal karena Kanker. Kecewa dengan Tuhan, dia kemudian menculik dan membunuh anak-anak orang beriman, membuat mereka juga kehilangan iman kepada Tuhan, dan melakukan hal serupa seperti yang dilakukannya.

Aliran Misoteisme adalah sebuah kepercayaan yang sangat berbahaya, di mana orang yang telah kehilangan imannya pada Tuhan, kemudian menyebarkan kebenciannya pada Tuhan lewat cara yang ekstrim. Tidak hanya itu, mereka pun dengan mudah dapat dihasut untuk mempercayai ajaran-ajaran baru yang bersifat destruktif, karena orang seperti ini sangat "puas" dapat menyakiti hati Tuhan yang telah mengecewakan mereka. Dan jika Anda tidak percaya dengan fakta ini, coba renungkan : Mengapa banyak orang sedemikian mudah tertarik ikut organisasi ISIS, padahal mereka tahu kekejaman yang dilakukan kelompok itu?

Film ini mengajarkan kepada kita, orang-orang beriman, agar tetap bisa menjaga hati dan terus mempertahankan iman kita. Segala bencana, sakit-penyakit, kehilangan, kekecewaan, dan hal buruk seringkali diijinkan Tuhan, bukan karena Dia sengaja melakukannya atau telah meninggalkan umat-Nya. Tapi justru segala hal itu terjadi karena Dia ingin umat-Nya menjadi lebih kuat, lebih dewasa, dan lebih siap dengan hal-hal yang lebih buruk lagi terjadi di depan. Sebab, akan datang bagi kita semua Mesias dan Nabi Palsu yang akan mendatangkan tanda dasyat dan mujizat yang akan menyesatkan orang-orang (Matius 24:24).

Apabila banyak orang masih punya iman pada Tuhan, maka Mesias dan Nabi Palsu itu tidak akan sanggup menyesatkan mereka. Tapi apa jadinya jika kepercayaan mereka pada Tuhan telah hilang dan sudah digantikan dengan kebencian? Tidak perlu menunggu lama untuk melihat mereka tunduk pada Nabi dan Mesias palsu itu. Dan ketika waktunya tiba, maka tergenapilah apa yang sudah dinubuatkan Tuhan.