Selasa, 16 Juni 2015

TV Series - HAND OF GOD (2015 - onward)

Judul : Hand of God
Kreasi : Ben Watkins
Pemeran : Ron Perlman, Dana Delany, Andre Royo, Alona Tal
Tanggal tayang : Agustus 2015 - seterusnya
Durasi   : 42 - 45 menit perepisode

Cukup surprise bagi saya bisa menonton episode perdana serial televisi yang cukup kontroversial ini, karena belum pernah sebelumnya saya mendapat kesempatan seperti ini. Ya, Amazon Store beberapa hari lalu menayangkan serial ini online-streaming, dan bisa ditangkap oleh siapapun di seluruh dunia. Bisa dimaklumi, mengingat Amazon adalah penyandang dana serial ini, dan tujuan penayangan ini adalah untuk mendapatkan respon dari para penonton mengenai serial "religius" ini.

Serial ini diawali dengan adegan mengejutkan : seorang pria tanpa busana berada di tengah pancuran kota, sambil berbicara dalam Bahasa Lidah. Hal itu menarik perhatian banyak orang, yang segera mengabadikan hal itu dengan ponsel mereka. Polisi dengan sigap menolong pria itu, yang belakangan dikenal sebagai Hakim Pernell Harris (Ron Perlman). Saat itu, Harris sama sekali tidak sadar dengan tindakannya dan tidak tahu bagaimana dia tiba-tiba berada di pancuran kota dalam keadaan bugil.

Cerita pun bergulir dan menampilkan siapa diri Harris. Dia adalah seorang hakim dengan moral yang tidak pantas. Di belakang istrinya, dia berselingkuh dengan wanita lain. Dia pun menggunakan kekuasaannya untuk mengambil alih tanah negara. Namun sikapnya berubah ketika satu ketika keluarga anaknya diteror oleh sekelompok orang tidak dikenal. Istrinya diperkosa dihadapan anaknya, dan anaknya kemudian bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. Beruntung anaknya tidak tewas tapi koma. Harris bersumpah untuk menegakkan keadilan bagi anaknya. Dalam keputus-asaannya, dia mendatangi Gereja Hand of God untuk meminta pertolongan Tuhan. Di gereja itulah imannya diubahkan.

Pasca kehilangan kesadaran di pancuran kota, Harris tiba-tiba bisa berkomunikasi dengan anaknya yang sedang koma. Dan melalui anaknya itu, Harris merasa Tuhan menyampaikan firman-Nya, serta memberikan misi tertentu pada Harris.

Misi pertama yang didapat Harris adalah mengungkap kasus pemerkosaan yang terjadi pada menantunya, yang membuat anak Harris bunuh diri. Harris mendapatkan "pengarahan" kalau pelakunya adalah seorang anggota polisi. Tidak ada bukti keterkaitan polisi itu dengan kasus yang dialami anak Harris, tapi dia sangat yakin kalau polisi itulah pelakunya.

Lewat perkenalannya dengan seorang mantan napi yang sudah bertobat dan menjadi Penginjil, Harris kemudian meminta napi tersebut untuk mengorek keterangan dari polisi tersebut. Sang napi kemudian menculik sang polisi. Lewat penyiksaan - yang nyaris diakhiri dengan pembunuhan - akhirnya sang napi mendapatkan informasi kalau sang polisi itu memang pelakunya. Tidak hanya itu, dia ternyata melakukan tindakan pemerkosaan itu karena mengincar sebuah "buku" dan tindakan itu tidak dilakukannya sendiri tapi dengan beberapa orang yang lain. Siapakah mereka? Saya terpaksa harus memendam pertanyaan itu dan menunggu kelanjutan ceritanya bulan Agustus mendatang.



REVIEW
Dibutuhkan sikap kedewasaan dan kebijaksanaan dalam menonton serial ini. Betapa tidak, serial ini dipenuhi adegan yang terbilang "tidak pantas" : seks frontal, penayangan adegan bugil (pria dan wanita), serta adegan penuh darah yang cukup sadis. Bagi sebagian orang, serial ini jelas bukan tontonan yang "rohani".

Tapi jika Anda melihat dari kaca mata lain, adegan-adegan yang ditampilkan serial tersebut merupakan penggambaran dari apa yang sedang terjadi di dunia saat ini : perzinahan, kekejaman, korupsi, kepahitan, penipuan, dan lain-lain. Semuanya ditampilkan dengan terbuka, apa-adanya. Tidak munafik, tidak ditutup-tutupi, apalagi dibuat "manis" seperti kayaknya sebuah drama rohani yang biasa-biasa saja. Semuanya benar-benar frontal, dan mungkin akan membuat Anda miris saat menontonnya.

Serial ini pun sebenarnya menampilkan fakta masa kini, di mana banyak orang sudah sulit membedakan mana "panggilan Tuhan" dan mana "halusinasi" atau "delusi". Banyak orang keliru menganggap suara yang didengarnya sebagai "Suara Tuhan" lantaran dia menyimpan kepahitan dalam hatinya.

Meski demikian, serial ini patut diacungi jempol sebagai sebuah serial "religius" yang cukup berbobot. Dengan cara yang cukup ekstrim, kreator serial ini mengarahkan penonton untuk bisa belajar mendengar Suara dan Jamahan Tuhan. Tentunya mereka tidak mengharapkan penonton menjadi seekstrim Hakim Harris, namun justru menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan Firman-Nya, menjadi orang yang menegakkan keadilan dan kebenaran, serta menjadi "penjala manusia" bagi-Nya. Anda hanya bisa menyaksikan serial ini jika Anda telah punya kedewasaan diri yang cukup matang, didukung dengan pikiran yang arif-bijaksana dalam menerima apa yang ditayangkan di serial ini.

Sebagai sebuah tontonan, serial ini sangat menghibur. Adegan di film itu benar-benar diperuntukkan untuk penontondewasa, sehingga tidak pantas ditonton anak-anak. Alur ceritanya pun - meski mudah dipahami tapi - sangat tidak umum, dan mengandung beberapa pelajaran Alkitabiah yang dimaknai dengan cara yang berbeda. Karena itu, tontonan ini harus dicermati dengan bijaksana dan direspon dengan sangat hati-hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar